Aku Ingin Menjadi Titik Di Paragraf Terakhirmu
Simpan kode iklan disini.
Bolehkah
aku artikan bahagia itu jika bisa menemukan dirimu, bersedia menemani hidupmu
saat kau tanyakan sesuatu pada ayahku, dan menghabiskan hari tua bersama. Bolehkan
aku meminta padanya, jika kebahagiaan itu hanya kita yang miliki, taka da orang
lain yang mengisi selain namamu dan namaku yang menjadi kita.
Aku ingin
menjadi titik dalam paragraph terakhirmu, meskit dalam awal kalimat tak ada
namaku di sana. Meski dalam perjalanan mencari, namaku terlewatkan atau nyaris
terlupakan. Yakinlah, kau adalah tanda tanya yang selalu aku cari jawabannya. Kau
adalah nama yang aku harap hanya terpisah oleh “dan” dalam surat undangan. Biarlah
yang lain jika ada hanya sebagi koma, dan aku yang menjadi akhir dari segala
rindu dan penantianmu.
Baca: Aku Selalu Bermimpi Tentang Kita, Yang Menghabiskan Indahnya Hari Tua Bersama
Biarkan
aku yang akan menyempurnakan agamamu dan melengkapi hidupmu. Biarkan aku menjadi
wanita yang pertamakali kau lihat dalam harimu, saat kau membuka mata di
pagimu. Biarkan aku yang memaksa Tuhan di tengah doa-doa mu yang penuh harap. Biarkan
aku yang menjadi ibu dari anak-anak yang akan kita besarkan bersama. Dan biarkan
aku menjadi wanita terakhir yang kau lihat saat kita terlelap di malam hari.
Jika
kau tak sanggup menjadikanku pemeran utama dalam hidupmu, biarkan aku hidup
tanpa bayang-bayangmu. Jangan pernah memperkenalkan diri lalu membawa setengah
hati ini, jika akhirnya akan terasa sakit. Biarkan aku mencari arti bahagiaku,
meski di dalamnya tidak ada namamu.
Baca: Resiko Nikah Muda?
Tapi jika
kau mau berbagi hati, ijinkan aku yang menjadi titik dalam paragraph terakhirmu.
Mengakhiri sebuah pencarian dengan pertemuan yang sudah tertulis di dalam kisah
cinta-NYa. Berjuang bersama mencari arti-arti kebahagiaan dalam kehidupan
bersamamu.
Simpan kode iklan disini.
Bagikan ke Facebook